Selasa, 09 Februari 2016

SIKEREI & KEREI

Berbicara mengenai Sikerei berarti seseorang yang sudah melewati syarat-syarat tertentu untuk menjadi sebagai pelayan di Uma dalam mengobati anggota Uma dan Uma lain. Sikerei adalah seseorang yang memiliki keahlian untuk mengobati orang sakit dengan ramuan dan bahan obat dari alam. Sikerei tidak akan memiliki suatu kemampuan jika kerei tidak ada. Kerei adalah sesuatu kekuatan yang berasal dari nenek moyang. Kekuatan itu seperti bisa berkomunikasi dengan roh-roh yang sudah meninggal, bisa melihat mahkluk halus dan bisa mengetahui obat-obat tertentu yang diberikan oleh roh nenek moyang melalui mimpi.

Anatara Sikerei dengan kerei sesuatu yang tidak dipisahkan. Kerei mengharapkan manusia untuk menjadi Sikerei dengan ciri-ciri bahwa seseorang yang belum menjadi sikerei bisa bernyanyi dalam bahasa Sikerei, kemudian kerasukan. Kemudian manusia juga ingin menjadi sikerei dengan cara memperbanyak ternak babi sebagai upah para guru (sipaumat).

Menurut sibajak Aman Karo Kunen jika seseorang sudah menjadi Sikerei banyak sekali pantangan yang harus dijaga, seperti tidak boleh memakan ikan belut, lele dan kehidupan tidak tercela. Sikerei merupakan lambang ketentraman realita hubungan yang harmonis dengan alam dan manusia. Sikerei sangat mencintai alam karena semua bahan obat ada di alam. Sikerei sering berinteraksi dengan lingkungan sakral sebagai tempat meminta ijin ketika mengambil obat-obatan di alam.


Selasa, 20 Oktober 2015

Berburuh Ala tradisional



 Seorang Pemuda Membawa panah
 Cara Membuat Racun Panah

 Tengkorak hasil buruan.





Bagi orang Mentawai aktivitas berburu merupakan kegiatan yang sakral juga. Alasannya karena dilakukan juga ritual-ritual serta pantangan. Jadi dalam berburuh tidak hanya menghandalkan panah yang beracun atau tombak, melalinkan juga didukung oleh pantangan serta ritual-ritual yang dilakukan oleh pemburu.
Di pulau Siberut ada beberapa macam bentuk berburu, seperti :
a. Muajab/Pangaleu. Bentuk berburuh ini dilakukan secara bersama (bermacam uma) untuk memburuh babi hutan yang masuk ke wilayah pemukiman atau lahan dengan menggunakan anjing sebagai penunjuk posisi sasaran.
b. Tapi/sesere, bentuk berburu ini memakai jerat atau tali yang dipasang dimana sering lewat babi hutan dengan memperhatikan jejak kaki binatang.
c. Luluplup, cara memakai luluplup dibuat kandang besar dengan tinggi 4 m, kemudian dibuat pintunya. Setelah itu di masukkan makanan binatang seperti sagu atau buah nangka hutan.

Itulah bentuk berburu di Mentawai. Tetapi semua bentuk itu tetap dilakukan puasa, ada pantangan serta ritual guna roh-roh binatang yang diburu tidak liar.

Senin, 19 Oktober 2015

Inu (ngalou)



Inu adalah untaian kalung yang terbuat dari bijih manik-manik yang berwarna-warni. Cara membuat inu ini mudah tetapi tidak gampang. Mudahnya dilihat dari segi bahan, tetapi tidak gampangnya jika sudah mulai dibuat yang penuh dengan ketelitian dan keahlian khusus.

Fungsi inu ini bagi orang Mentawai adalah selain identitas diri, juga digunakan dalam acara pesta adat, dan dalam pengobatan oleh Sikerei.
Inu ini salah satu ciri khas orang Mentawai selain Tato. Dahulu kala bijih inu ini tidak ada. tetapi pada masa penjajahan Belanda bijih inu ini mulai dikenal oleh orang Mentawai karena dibawa oleh para pedagang dari Sumatera. Bagi Sikerei dahulu kala inu belum dikenal, tetapi mereka memakai benda-benda dari isi perut burung atau kotoran burung, entah itu biji atau tanah yang keras, kemudian dibentuk menjadi bulat baru dijadikan kalung.

Rabu, 07 Oktober 2015

Mainan Roh (Uma' Simaggre)






Uma’ Simaggre terbuat dari bahan kayu yang lunak (kakaddut) yang berbentuk burung dan digantung di atas ruangan Uma di depan Manai abak iba. Menurut kepercayaan suku Mentawai bahwa Uma’ Simaggre merupakan mainan roh-roh agar para roh merasa senang pada penciptaan hubungannya dengan manusia.
Pembuatan Uma’ Simaggre sangat mudah dan pantangannya tidak terlalu kuat. Uma’ Simaggre ini kemudian dihiasi oleh arang dengan memberikan coretan pada Uma’ simaggre. Kemudian baru digantung.