Rabu, 07 Oktober 2015

UMA






Dalam suku Mentawai Uma memiliki 2 (dua) makna, yaitu Uma sebagai panggilan suku dan Uma sebagai sebutan rumah adat. Dalam kehidupan sehari-hari anggota Uma sangat dekat dengan Uma (rumah adat) karena Uma memiliki peran penting sebagai tempat memutuskan kebijakan-kebijakan, dan selain itu juga tempat untuk melaksanakan ritual-ritual.  Selain itu juga Uma memiliki peran social dan lembaga untuk mempersatukan seluruh pecahan Uma.
Dalam pembuatan Uma, dilakukan beberapa pantangan dan ritual yang mendukung kekuatan Uma. Pantangan dan ritual yang  dilakukan untuk menyelaraskan diri (pemilik Uma) terhadap bahan-bahan Uma yang diambil di hutan sehingga segala bencana yang dating Uma tetap kuat.
Biasanya pembangunan Uma dilakukan dengan melihat tempat strategis yang ada sungai dan tidak jauh dari rawa-rawa. Sungai dijadikan sebagai alur transportasi dan rawa dijadikan untuk menanam sagu.
Kehidupan di Uma sangat harmonis karena selain satu marga (Uma) juga ada pantangan-pantangan yang tidak boleh terjadi di Uma. Seperti bahasa Kotor dan berteriak. Karena Uma memiliki roh atau pelindung yaitu “bakkat katsaila”.

Di Uma ada semacam struktur kepemimpinan, seperti Sikautet Uma/Rimata, Sipangunan, Sikamuri Sipatalaga dan Ute'Labbra. Sikautet Uma sebagai Pimpinan dalam Uma (eksekutif), Sipangunan sebagai pelaksana kegiatan  (Sebagai jajaran pemerintah/SKPD)  Sipatalaga sebagai penengah masalah (yudikatif) dan Ute'Labbra sebagai pertahanan Uma. Jadi di Uma juga berjalan sistem pemerintahan adat yang saat sekarang ini masih berjalan di Siberut.

Di Uma ada Sikebbukat Uma, Sikautet Uma, istri dan anak-anak, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Sikebbukat Uma dengan Sikautet Uma memiliki pengertian yang berbeda. Kalau Sikebbukat Uma ialah seseorang atau lebi yang sudah lanjut usia, bisa saja kakek, nenek, paman. Sedangkan Sikautet Uma ialah seseorang yang dipilih secara musyawarah dan mufakat untuk menjadi pemimpin, bisa saja sikerei atau bukan sikerei, dan bisa saja yang muda atau yang tua dipilih menjadi pemimpin dalan Uma (Rimata).

Uma dikelilingi oleh beberapa lalep/sapou yang tidak lepas dari anggota suku. Ketika ada kegiatan penghuni lalep/sapou akan ke Uma untuk melakukan musyawarah. Jadi walaupun negera ini hancur, Uma tetap berdiri".

1 komentar:

  1. Jadi di Uma itu tempat berkumpul anggota Uma dari lalep atau sapou. Uma dihuni oleh Sikebbukat Uma, sikautet Uma (rimata), istri dan anak-anaknya. Sikebbukat Uma memiliki perbedaan dengan Sikautet Uma (Rimata). Sikebbukat Uma ialah seseorang atau lebih yang sudah lanjut usia dan tinggal di Uma bisa saja kakek, nenek atau paman. Sedangkan Sikautet Uma ialah seseorang yang dilih untuk menjadi Kepala Uma atau Rimata. Untuk menjadi Rimata atau Sikautet Uma bisa saja dipilih yang masih muda dan Sikerei maupun tidak Sikerei. Memilih Sikautet Uma dilakukan secara musyawarah dan mufakat.

    Kemudian di Uma memiliki struktur kepemimpinan, yaitu ; Sikautet Uma/Rimata, Sipangunan dan Sipatalag. Fungsi dari pada Sipangunan adalah pelaksana keputusan hasil musyawarah, sedangkan Sipatalaga sebagai penengah dalam menyelesaikan masalah. Jadi Rimata (legislatif), Sipangunan (eksekutif) dan Sipatalaga (yudikatif).

    BalasHapus